Rabu, 24 Juni 2009

Asuhan keperawatan dengan diagnosa gout

GOUT

A. Pengertian

Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.

Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan defek genetic pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek renal yang mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.

B. Penyebab

Penyebab gout tidak diketahui, tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:

  • Sickle cell anemia
  • Kanker maligna
  • Penyakit ginjal

Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.

Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.


C. Patofisiologi



Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.

Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan antara lain :

· Penurunan PH cairan ekstraseluler

· Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat

· Trauma jaringan

· Peningkatan kadar asam urat dari diet

Gout terjadi dalam empat tahapan, yaitu

1. Hiperuricemia asimptomatik

Pada keadaan ini terjadi kadar asam urat mencapai 9 – 10 mg/dl tanpa menunjukan gejala. Banyak pasien dengan hiperuncemia tidak berkembang ketingkat selanjutnya, dimana hanya sekitar 5 – 20% kasus berkembang ketahap serangan gout akut. Resiko semakin meningkat dengan semakin meninghkatnya serum asam urat (price & wilson, 1992)

2. Gout arthritis akut

Biasanya menyerang satu persendian, terjadi secara tak terduga, terjadi pada malam hari yang dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada level ini asam urat di dalam persendian menimbulkan respon inflamasi, selanjutnya leukosit Poli Morfo nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-kristal urat yang menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim lisosom serta mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan. Hal ini menyebabkan sendi yang terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.

Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal tumit, sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut, jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai keluhan demam serta peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen rate.

Serangan akut gout ini dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Hampir 60% penderita mengalami serangan ulang setelah satu tahun.

3. Gout kronik (terbentuknya tofi)

Jika hiperuricemia terjadi secara terus menerus dan tidak diatasi maka kumpulan asam urat meluas dan kristal monosodium urat mengalami deposit yang disebut tofi. Tofi terlihat seperti nodul yang berwarna kemerahan yang, dapat digerakkan. Tofi ini berkembang didalam kartilago, membran sinovial. tendon dan jaringan lunak. Sering terjadi pada helik daun telinga, jaringan disekeliling sendi dan bursae, terutama mengelilingi siku dan lutut, disepanjang tendon jari, tumit, ankle dan pergelangan tangan, dipermukaan ulnar tangan, disepanjang kaki serta pada dearah-daerah tertekan. Kulit pada area tofi mengalami ulserasi, pengeluaran eksudat yang berisi sel inflamasi dan kristal urat.

Tofi juga dapat berkembang dalam otot jantung dan epidural spinal. Tofi tidak menimbulkan nyeri, tetapi dapat menghambat dan menurunkan pergerakan sendi dan menyebakan deformitas tangan dan kaki.

4. Nephropati

Peningkatan kadar asam urat yang berlangsung lama dan tidsak dionati menyebabkan deposit kristal urat pada jaringan interstisial ginjal. Selain itu kristal urat juga terbentuk di dalam duktus kolektivus, pelvis renal dan ureter yang dapat membentuk batu. Batu asam urat dapat menyebabkan obstruksi aliran urin, sehingga terjadi gagal ginjal akut.


D. Tanda dan Gejala

1. Gout Arthritis Akut

- Diakibatkan oleh trauma, konsum alkohol, atau stress

- Biasanya monoartikuler. menyerang sendi metatarsofalangeal dari ibu jari,
ankle, lutut, tumit atau siku

- Nyeri Akut

- Terlihat warna kemmerahan pada sendi yang terserang. panas, bengkak, dan sendi lembut.

- Demam

- Malaise

- Peningkatan angka leukosit (WBC) dan sedimane rate

2. Gout Tofi Kronik

- Terdapat tofi yaitu nodul yang berwarna kemerahan yang dapat digerakkan, sering terjadi pada helik daun telinga, jaringan disekeliling sendi dan bursae, terutama mengelilingi siku dan lutut, disepanjang tendon jari, tumit, ankle dan pergelangan tangan, dipermukaan ulnar tangan, disepanjang kaki serta pada dearah-daerah tertekan. Kulit pada area tofi mengalami ulserasi, pengeluaran eksudat yang berisi sel inflamase dan kristal urat.

- Range of motion terbatas dan kekakuan sendi

- Ulserasi pada tofi dengan mengeluarkan eksudat

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Serum asam urat

Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

2. Angka leukosit

Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.

3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

4. Urin spesimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.

Instruksikan pasien untuk menampun semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.

6. Pemeriksaan radiografi

Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

F. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :

  1. Deformitas pada persendian yang terserang
  2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
  3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

G. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan gout tergantung dari tahap penyakitnya (seperti telah di jelaskan dalam segmen patofisiologi).

1. Hiperuricemia asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan.

2. Gout arthritis akut diobati dengan anti inflamasi non steroid (NSAID) atau kolkisin. Obat ini diberikan dalam disis tinggi untuk mcnurunkan peradangan sendi. Kemudian dosis diturunkan secara bertahap dalam beberapa hari.

3. Gout tofi kronik diobati dengan tujuan menurunkan produksi asam urat atau meningkatkan produksi asam urat oleh ginjal. Obat Alopurinol menghambat produksi asam urat dari prekursornya (Xantin dan hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin oksidase. Obat ini dapat diberikan dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali sehari. Obat-obat urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, maka dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal (Clearence creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearence crealinin test adalah 115-120 ml/mt.

Probenesid dan Sulfinpirazan adalah dua jenis agen urikosurik yang sering digunakan. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik, maka ia memerlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus di hindari, karena menghambat kerja urikosurik dari obat-obatan itu..


ASUHAN KETERAWATAN PASIEN DENGAN GOUT

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Pada episode akut keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.

2. Tanyakan pada pasien tentang pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.

3. Adakah peningkatan berat badan?

4. Adakah riwayat gout artritis di dalam keluarga?

5. Apakah pasien memakai obat untuk mengatasi gout?

B. Data obyektif

1. Pasien tidak tahan terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.

2. Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau siku).

3. Adanya peningkatan suhu tubuh.

4. Adanya penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub kutan di daerah sendi atau pada tulang rawan di helix telinga

C. Data psikososial:

Gout sering, menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat nyeri yang timbul pada persendian. Cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas. Merasakan dirinya tidak melakukan mobilitas seperti sebelum sakit. Perawat dapat mengkaji masalah-masalah psikologis tersebut yang mungkin dihadapinya.

D. Pemeriksaan Diagnostik:

1. Peningkatan kadar asm urat serum (hiperuricemia)

2. Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam.

3. cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.

4. Kecepatan waktu pengendapan

5. Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak.

6. Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

B. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.

C. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah .

III. INTERVENS1

A. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

1. Tujuan:

Rasa nyaman pasien terhindari dari nyeri.

Dengan kriteria :

· Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol.

· Pasie terlihat riles

· Pasien dapat istirahat atau tidur dengan nyaman

· Flasien dapat berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuannya.

· Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

· Menggabungkan ketrampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

2. Intervensi:

a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.

Rasional:

Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.

b. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.

Rasional:

Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit.

Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan menempatkan stress pada sendi yang sakit.

c. Berikan kompres hangat atau dingin.

Rasional:

Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.

d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras. Rasional:

Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada luka.

e. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit, hindari gerakan yang menyentak.

Rasional:

Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.

f. Berikan masase lembut.

Rasional:

Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.

g. Dorong penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, vuasualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri dan pengendalian nafas.

Rasional:

Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.

h. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.

Rasional:

Memf'okuskan kembali porhatian, memberikan stimulan dan meningkatkan rasa percava diri dan perasaan sehat.

i. Kolaborasi.

Berikan obat-obatan sesuai dengan terapi dokter dan amati efek samping obat-obat tersebut.

· colchille → untuk serangan akut dan menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.

· Phenylbutazone → untuk anti radang, mempunyai efek samping nausea, vomitus, diare, rash, edema, hipertemsi dan lekopeni.

· Allopurinol (Zyloprin) → untuk keadaan kronis (untuk menghambat asam urat)

· Probenalid (beneryl) → untuk meningkatkan ekskresi asam urat.

B. Gangguan mobilitas fisik burhungan dengan nyeri persendian.

1. Tujuam :

Pasien dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan.

Kriteria:

· Pasien dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan kontraktur.

· Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kokompensasi bagian tubuh.

· Pasien dapat mendemonstrasikan tehnik atau perilaku yang memungkinkan melakukan aktfitas.

2. Intervensi:

    1. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi. Rasional:

Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.

    1. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.

Rasional:

Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.

    1. Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat atau "walker", dan berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.

Rasional:

Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh..

    1. Laukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.

Rasional:

Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.

    1. Usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktifitas yang normal.

Rasional:

Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

    1. Kolaborasi

Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.

Rasional:

Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.

C. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.

1. Tujuan:

Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan

dirumah.

Kriteria :

· Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang kondisi prognosis dan perawatan.

· Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktifitas.

2. Intervensi:

a. Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit

Rasional:

Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.

b. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping

Rasional:

Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang teratur.

c. Diskusikan pentingnya diit yang terkontrol misal dengan menghindari makanan tinggi purin sepertl hati, ginjal, sarden, memenuhi intake cairan yang cukup dan output antara 2000-3000 ml perhari

Rasional:

Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/jaringan lain untuk memperahankanfungsi sendi dan mencegah doformitas dan meningkatkan perasaan sehat umum serta untuk perbaikan.jaringan.

d. Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.

Rasional:

Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.

e. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik. Rasional:

Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.

f. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.

Rasional :

Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.

g. Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar dalam setiap melakukan aktifitas.

Rasional:

Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.

h. Identifikasi sumber-sumber komunitas, misal yayasan artritis bila ada.

Rasional:

Bantuan atau dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.

IV. EVALUASI KEPERANVATAN

Evaluasi keperawatan secara umum untuk pasien dengan gout adalah:

1. Tidak terjadi komplikasi

2. Nyeri terkontrol

3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan

4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan dirumah.


Daftar Pustaka

Brunney & suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal – bedah. EGC. Jakarta.

Compiement, Tim, 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. UGM. Yogyakarta.

Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar